Ragam Budaya Tradisional Islami di Kaliwungu. Dalam menyambut 1 Ramadhan banyak sekali ragam budaya daerah bernuansa Islami yang ditampilkan, dari kesenian daerah yang dimodifikasi dengan kebudayaan Islami sampai kesenian yang diambil dari beberapa kesenian negara besar Islam yang dipadu dengan kebudayaan lokal. Diberbagai kota-kota besar di Indonesia ada berbagai macam cara, tradisi dan budaya dalam menyambut bulan Ramadhan tahun ini, salah satunya yaitu disebuah kota kecil disebelah barat dan berbatasan langsung dengan kota Semarang Barat yaitu Kaliwungu.

Ragam Budaya Tradisional Kaliwungu

Kaliwungu yang dari jaman dulu juga dikenal sebagai kota Santri merupakan kota kecamatan yang otoritasnya masuk dalam Kabupaten Kendal. Mengapa Kaliwungu sendiri disebut kota santri? Salah satunya adalah karena banyaknya pondok pesantren yang ada di kota ini. Orang-orang dari luar kota mengenal Kaliwungu sebagai kota pesantren. Apabila memasuki bulan Ramadhan banyak santriwan-santriwati dari luar kota yang datang ke kota Kaliwungu untuk ngaji, adapun ngaji pada bulan Ramadhan mereka biasanya menyebutnya ngaji pasaran.

Banyak sekali tradisi di kota Kaliwungu bernuansa religi yang bisa kita kunjungi. Pada bulan syawal ada tradisi Syawalan yang noatebe adalah tradisi Ziarah di makam para ulama/kyai yang dituakan Kaliwungu. Salah satu ulama sepuh sekaligus pendiri kota Kaliwungu adalah kyai Asy'ari, serta beberapa lagi diantaranya adalah Sunan Katong, kyai Musyafa, dll.

Ragam Budaya Tradisional Kaliwungu

Adapun pada akhir bulan Sya'ban di kota Kaliwungu ada tradisi Dugderan dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan. Dalam acara tradisi dugderan tersebut ragam aneka jajanan khas Kaliwungu dijajakan, diantara jajanan khas dugderan yaitu telur mimi (orang Kaliwungu menyebutnya ndog mimi) dan sumpil (sumpil juga menjadi jajanan khas Kaliwungu saat tradisi weh-wehan).

Selain jajanan, juga digelar karnaval yang diikuti oleh ribuan peserta yang terdiri dari beberapa kelompok orang dalam wadah kesenian tradisional Kaliwungu. Biasanya peserta terbanyak yang mengikuti tradisi karnaval dugderan adalah grup musik yang di Kaliwungu disebut Drum Bloeng/Drum Bleck. Drum Bloeng/Drum Bleck adalah kesenian musik tradisional yang ada di Kaliwungu yang beberapa alat musiknya merupakan peralatan rumah tangga seperti sendok, panci, galon air, drum wadah air dll. Peralatan rumah tangga tersebut dikolaborasi dengan berbagai macam alat musik seperti Snar Drum, Bass Drum, Angklung, dll kemudian diramu hingga tercipta suatu irama yang indah.

Festival Dugderan Seni Musik Drum Bloeng

Saat ini di kota Kaliwungu musik tradisional Drum Bloeng sedang populer sehingga banyak sekali grup-grup musik baru bermunculan. Melihat respon masyarakat yang sangat antusias terhadap musik Drum Bloeng ini, salah satu pemuda Kaliwungu yang juga termasuk anggota DPR RI pusat dan juga putra dari KH.Dimyati Rois (salah satu kyai sepuh di Kaliwungu), Alamuddin Dimyati Rois (Gus Alam) memberikan apresiasi yang sangat positif dengan menyelenggarakan Festival Ngangklang yang biasanya diadakan pada pertengahan bulan Ramadhan. Pada Festival Ngangklang ini akan diberikan beberapa trophy sebagai bentuk penghargaan kepada para pemenang dan juga uang pembinaan mencapai pululah juta rupiah.

Itulah sekilas kota Kaliwungu yang mempunyai ragam budaya yang sarat bernuansa Islami dan cocok sekali untuk dijadikan tujuan Wisata Religi di Indonesia. Salam Blogger Kota Santri

Kaliwungu Dalam Ragam Budaya Tradisional Bernuansa Religi

Ragam Budaya Tradisional Islami di Kaliwungu. Dalam menyambut 1 Ramadhan banyak sekali ragam budaya daerah bernuansa Islami yang ditampilkan, dari kesenian daerah yang dimodifikasi dengan kebudayaan Islami sampai kesenian yang diambil dari beberapa kesenian negara besar Islam yang dipadu dengan kebudayaan lokal. Diberbagai kota-kota besar di Indonesia ada berbagai macam cara, tradisi dan budaya dalam menyambut bulan Ramadhan tahun ini, salah satunya yaitu disebuah kota kecil disebelah barat dan berbatasan langsung dengan kota Semarang Barat yaitu Kaliwungu.

Ragam Budaya Tradisional Kaliwungu

Kaliwungu yang dari jaman dulu juga dikenal sebagai kota Santri merupakan kota kecamatan yang otoritasnya masuk dalam Kabupaten Kendal. Mengapa Kaliwungu sendiri disebut kota santri? Salah satunya adalah karena banyaknya pondok pesantren yang ada di kota ini. Orang-orang dari luar kota mengenal Kaliwungu sebagai kota pesantren. Apabila memasuki bulan Ramadhan banyak santriwan-santriwati dari luar kota yang datang ke kota Kaliwungu untuk ngaji, adapun ngaji pada bulan Ramadhan mereka biasanya menyebutnya ngaji pasaran.

Banyak sekali tradisi di kota Kaliwungu bernuansa religi yang bisa kita kunjungi. Pada bulan syawal ada tradisi Syawalan yang noatebe adalah tradisi Ziarah di makam para ulama/kyai yang dituakan Kaliwungu. Salah satu ulama sepuh sekaligus pendiri kota Kaliwungu adalah kyai Asy'ari, serta beberapa lagi diantaranya adalah Sunan Katong, kyai Musyafa, dll.

Ragam Budaya Tradisional Kaliwungu

Adapun pada akhir bulan Sya'ban di kota Kaliwungu ada tradisi Dugderan dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan. Dalam acara tradisi dugderan tersebut ragam aneka jajanan khas Kaliwungu dijajakan, diantara jajanan khas dugderan yaitu telur mimi (orang Kaliwungu menyebutnya ndog mimi) dan sumpil (sumpil juga menjadi jajanan khas Kaliwungu saat tradisi weh-wehan).

Selain jajanan, juga digelar karnaval yang diikuti oleh ribuan peserta yang terdiri dari beberapa kelompok orang dalam wadah kesenian tradisional Kaliwungu. Biasanya peserta terbanyak yang mengikuti tradisi karnaval dugderan adalah grup musik yang di Kaliwungu disebut Drum Bloeng/Drum Bleck. Drum Bloeng/Drum Bleck adalah kesenian musik tradisional yang ada di Kaliwungu yang beberapa alat musiknya merupakan peralatan rumah tangga seperti sendok, panci, galon air, drum wadah air dll. Peralatan rumah tangga tersebut dikolaborasi dengan berbagai macam alat musik seperti Snar Drum, Bass Drum, Angklung, dll kemudian diramu hingga tercipta suatu irama yang indah.

Festival Dugderan Seni Musik Drum Bloeng

Saat ini di kota Kaliwungu musik tradisional Drum Bloeng sedang populer sehingga banyak sekali grup-grup musik baru bermunculan. Melihat respon masyarakat yang sangat antusias terhadap musik Drum Bloeng ini, salah satu pemuda Kaliwungu yang juga termasuk anggota DPR RI pusat dan juga putra dari KH.Dimyati Rois (salah satu kyai sepuh di Kaliwungu), Alamuddin Dimyati Rois (Gus Alam) memberikan apresiasi yang sangat positif dengan menyelenggarakan Festival Ngangklang yang biasanya diadakan pada pertengahan bulan Ramadhan. Pada Festival Ngangklang ini akan diberikan beberapa trophy sebagai bentuk penghargaan kepada para pemenang dan juga uang pembinaan mencapai pululah juta rupiah.

Itulah sekilas kota Kaliwungu yang mempunyai ragam budaya yang sarat bernuansa Islami dan cocok sekali untuk dijadikan tujuan Wisata Religi di Indonesia. Salam Blogger Kota Santri

No comments